Rabu, 13 April 2011

UDARA DAN SAMUDRA


Kalau kita umpamakan bahwa kesimpulan-kesimpulan ilmiah sekarang ini mungkin keliru, jadi mungkm sekali akan mengalami perubahan-perubahan di masa-masa yang akan datang. namun fakta-fakta yang kini akan dikermukakan. dalam penafsiran-penafsiran yang sederhana supaya jelas, adalah selaras dengan ilmu pengetahuan sekarang, dan adalah mustahil bahwa suatu perubahan ilmiah akan berlainan dengan aturan-aturan dasar yang sekarang akan diterangkan.
sekiranya benar bahwa panas bumi pada waktu pelepasannya dari matahari adalah kira 12.000 derajat atau sama dengan panas permuka'an matahari, maka lepaslah segala unsur-unsur yang ada dan oleh karena itu tak mungkin suatu percampuran kimia yang penting bisa terjadi ! Lambat laun, sementara bumi atau fragmen-fragmen yang membentuk bumi menjadi dingin, maka terjadilah pencampuran-pencampuran itu dan terbentuklah nuclear dunia seperti yang kita kenal. Zat asam dan zat-air tak dapat hersenyawa sebelum hawa panas berkurang sampai menjadi 4.000 derajat Fahrenheit. Pada titik ini unsur-unsur itu segera bersenyawa dan membentuk air. Yang kita kenal sebagai udara bumi pastilah luas sekali pada waktu itu. semua samudera berada di langit dan segala unsur yang tidak bersenyawa, terapung di udara sebagai gas. Air, setelah terbentuk di bagian luar dari angkasa, jatuh ke arah bumi, akan tetapi tak sampai ke-bumi, oleh karena panas dekat bumi adalah lebih tinggi dari panas di tempat yang ribuan mil jauhnya dari bumi kita. Sudah tentu air yang bagaikan ditumpahkan itu, kemudian mencapai bumi juga, akan tetapi hanya untuk naik kembali ke udara sebagai uap ! Dengan semua samudra berada di udara, maka banjir yang akan timbul sebagai akibat dari pada kelanjutan pendinginan, berada di luar segala perhitungan. Pembubungan muka bumi dan erosi Baling bersaingan dan timbullah suatu keada'an kacaubalau yang tak mungkin dapat kita bayangkan, hal mana berlangsung juta'an tahun lamanya. Dalam keada'an chaos yang tak masuk akal ini, zat asam bersenyawa dengan hampir segala zat yang terdapat pada kulit bumi. Zat asam ini pun membentuk persenyawaan-persenyawaan dengan semua Zat-air yang ditemuinya dan dengan.demikian terjadilah s a m u d r a. Zat - air dalam jumlah yang sangat besar mesti telah lolos dari tarikan gaya bulat bumi sebelum ini menjadi dingin. Jika tidak,Iuasnya air akan demikian besarnya sehingga ia akan menggenangi daratan bermil-mil dalamnya.
Seribu juta tahun yang lampau barangkali, keada'an menjadi reda, dan segala sesuatu mengatur dirinya, maka terbentuklah bumi yang padat, samudera- samudera, dan angkasa yang sisanya sekarang kita namakan udara ! Campuran unsur-unsur yang ada demikian lengkapnya, sehingga apa yang tersisa, yakni udara, terutama terdiri dari zat-asam dan zat-lemas, yang jumlahnya jauh 1ebih kurang dari sebagian dari satu juta massa bumi. Mengapa segala ini tidak terserap semuanya ataupun mengapakah jumlahnya tidak, berada dalam bilangan yang tak masuk akal. ? Bagaimana juga, dalam kedua hal tersebut, manusia takkan dapat hidup, atau sekiranya kelangsungan hidup masih mungkin di bawah tekanan ribuan pon pada tiap-tiap inci persegi, namun tak mungkin ia akan dapat berkembang sebagai manusia.
Tanpa menekankan perso'alan ini lebih lanjut, maka setidak-tidaknya adalah luar biasa sekali bahwa dalam aturan -'alam ini bumi telah berlaku penyesuaian-penyesuain yang begitu tertibnya. Sebab, seandainya - seandainya kulit bumi ini 10 kaki lebih tebal keada'annya, maka tak akan ada zat-asam, tanpa mana kehidupan hewaniyah takkan mungkin; dan sekiranya samudra beberapa kaki lebih dalam keada'annya, maka karbon-dioksida dan zat-asam akan terserap dan akibatnya tumbuh-tumbuhan pada permuka'an bumi tak mungkin hidup ! Kemungkinan ada, bahwa praktis segala zat-asam diserap oleh kulit bumi dan oleh ketujuh lautan, sehingga munculnya makhluq hewan, yang menghirup zat-asam, haruslah menantikan dahulu munculnya tanaman - tanaman yang akan melepaskan zat-asam. Perhitungan yang teliti nampaknNya mungkin dapat membenarkan sumber ini sebagai sumber zat-asam yang kita hidup, akan tetapi apapun juga sumbernya, jumlahnya disesuaikan secara tepat dengan kebutuhan kita. Andaikata angkasa jauh lebih tipis, maka beberapa dari meteor-meteor, yang ada dalam keada'an terbakar di bagian luar dari angkasa dalam bilangan juta'an, setiap hari akan menyambar semua bagian dari bumi. Kecepatan edaran mereka adalah empat puluh mil sedetik, dan segala sesuatu yang dapat terbakar, akan menjadi api karenanya. Andai kata edaran mereka selambat sebuah peluru, semuanya akan bertubrukan dengan bumi dan akibatnya akan celaka ! Adapun mengenai manusia, akibat dari sebuah meteor kecil yang beredar Sembilan puluh kali lebih cepat dari sebuah peluru, akan mencabik-cabik manusia menjadi berkeping-keping, disebabkan oleh kepanasan ketika meteor itu liwat. Angkasa itu cukup tebal untuk membiarkan sinar-sinar yang dapat mengadakan reaksi, masuk ke dalamnya, hal mana adalah perlu bagi tumbuh-tumbuhan, dan untuk membunuh b a k t e r i - b a k t e r i, menghasilkan vitamin-vitamin, dan tidak merusak. pada manusia, kecuali kalau ia terlampau lama kena sinar itu. Kendati pun gas-gas itu berabad-abad lamanya keluar dari bumi, dan kebanyakan mengandung racun, secara praktis angkasa itu tetap tak tercemar dan tidak berobah keseimbangen susunannya, hal mana adalah perlu bagi kehidupan kita (manusia).
Roda keseimbangan yang utama adalah massa air yang luass samudera; yang mendatangkan kehidupan, makanan, hujan, iklim sedang, tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan akhirnya manusia sendiri.
Biarkanlah dia yang memahami keada'an ini bertakwa di hadapan kebesaranNYA dan bersyukur menyadari kewajiban-kewajibanNYA.
Sebagai imbangan dan interpretasi yang ,merumuskan" bahwa 'ALAM ialah HIDUP dan Hidup adalah TUHAN, yang mengadakan wujudNYA sendiri, serta merta sebagai jawaban atas. anggapan" IA tiada awal dan akhir, seolah-olah tiada batas (absolut), apakah dengan demikian IA harus berdiam diri tanpa maksud atau tujuan ?
Bilamana tanpa maksud dan kehendak sesuai anggapan di atas, mengapa? Datwajibulwujud harus me murbawisesa" EMPAT UNSUR pokok sebagai bekal sifat wujudNYA sekaligus sebagai kehadiran sifatNYA yang ESA, berpangkal pada apa yang disebut Kahanan Tunggal (Wahana Satu); yang kesem-purnaannya Hidup setelah ber-Wahana Satu benar-benar sebagai Sifat WujudNYA yang seperti keadaan yang sekarang ini ? Mengapa ? !
Perlu terlebih dahulu diuraikan bagaimana mengenal atau mempelajari adanya unsur-unsur islam sebagai dasar pengertian ADANYA dengan sekaligus mengenai watak-watak materi sebagai unsur alam dan unsur-unsur hidup hanya dipaparkan heberapa " obyek skill menukil tulisan-tulisan pars Sarjana Barat khususnya
sedangkan penukilan tulisan-tulisan Sarjana Indonesia misalnya dari alm !;Eyang Drs. RPM Sastrokartono kiranya akan menambah kekayaan pangamikan" (Science) pada isi serta jiwa buku ini misalnya apa yang disebut ,KALA AION" dari bahasa Sankrits pada baris (bait) terbawah, yang dalam bahasa Indonesia-nya berarti WAKTU adalah ABADI" yang pararel dengan tulisan-tulisan yang terdapat di Baghavat Gita bab wejangan - wejangan KRESNA kepada Harjuna.
Kembali kepada WAKTU yang memang abadi; sedangkan waktu yang kita kenal hanya ditandai oleh siang dan malam, semuanya apa yang kita lihat dibatasi oleh waktu, apakah awalnya maupun akhirnya termasuk segala yang  ADA ini  Orang-orang meyakini bahwa waktu yang dianggap a b a d i itu tampaknya benar-benar melindungi, kita lihat di angkasa jutaan benda termasuk dunia kita ini semua di bawah naungan.,waktu, benda-benda tersebut telah jutaan tahun berkedip-kedip, berputar-putar, berjalan-jalan dan sebagainya, aneh sekali bahwa ia diam membisu, dalam kenyataannya hanya manusialah yang mengadakan jadwal waktu dan menghitung batas-batasan, dan yang memastikan dan menjumlah selisili-selisilhnya, semua diborong oleh manusia bumi atau manusia di Galaxy lain ! Kalau waktu tersebut kita anggap saja sebagai dasar adanya alam, maka juga alam inilah sebagai dasar ada nya Hidup! Alam yang telah menyediakan berbagai-bagai unsur-unsur hidupnya; tidak salah bila unsur-unsur tersebut hanya terdiri dari empat macam pokok ialah peranan : air, api, tanah dan hawa.
Marilah kita menengok unsur yang juga amat vital. ialah : hawa - udara serta - hagian-bagiannya yang kita hirup sebagai pernapasan kita, selama kita di bumi ini dan di bawah naungan WAKTU.
Prof. A.C. Morrison menulis, antara lain : ,Sebagai contoh marilah kita ambil zat-asam sebagai gambaran dari penyesuaian yang hampir tidak ada batasnya. Udara bumi terdiri dari zat-asam, zat-lemas, argon, neon, xenon dan krypton. la mengandung uap air dan 3/100 % atau kira tiga persepuluh ribu zat-asam-arang.
Gas-gas jarang menampakkan dirinya dengan terang dalam warna-warna merah, biru dan hijau seperti yang terlihat pada iklan-iklan, sedangkan argon yang terdapat di udara sebanyak 9/10 %, memberikan kita cahaya listrik cemerlang yang unik, dan di mana saja ia digunakan, membawakan kemajuan bagi peradapan. Zat-lemas terdapat sebanyak lebih' kurang 78 % dari udara. dan zat-asam biasanya ditetapkan sebanyak 21%. Udara sebagai satu keseluruhan mengadakan tekanan terhadap bumi kira-kira sebesar lima belas pon atas tiap permukaan seluas inci persegi yang letaknya setinggi permukaaa laut, Zat-asam yang terdapat di udara merupakan -sebagian dari tekanan ini yang besarnya ialah kira-kira 3 pon setiap inci persegi. Zat-asam lainnya terikat dalam bentuk persenyawaan-persenyawaan dalam kulit bumi dan merupakan 8/10 dari semua air yang. ada di dunia. Zat-asam adalah nafas hidup-bagi semua hewan darat, dan untuk keperluan ini ia tak mungkin dapat diperoleh selain dari udara.
Pertanyaan timbul, bagaimanakah unsur kimia yang sangat aktif ini dapat menghindari perikatan dan tinggal di udara dalam perimbangan yang hampir tepat sekali bagi keperluan semua makhluq hidup ! Andaikata banyaknva zat-asam yang teapat di udara bukan 21 % melainkan 50% atau lebih, maka semua zat yang dapat dibakar di dunia ini, sewaktu-waktu dapat menjadi api demikian rupa, sehingga kilat petir yang pertama yang menyambar sebatang pohon akan menjalar membakar. hutan-hutan sekelilingim. Sekiranya banyaknya zat-asam tadi kurang, tinggal 10 %, atau kurang lagi dari Itu, mungkin kehidupan dari abad ke abad telah dapat menyesuaikan dirinya terhadap keadaan demikian, akan tetapi dari unsur-unsur peradaban yang telah begitu biasa dikenal manusia seperti misalnya api, hanya sedikit akan terdapat. Sekiranya zat-asam yang bebas yaitu yang banyaknya adalah satu per sekian juta dari zat bumi, habis terserap, maka berakhirlah segala kehidupan hewaniah !
Hubungan yang aneh antara asam dan zat-asam-arang dalam hal pertaliannya dengan kehidupan hewaniah dan seluruh dunia tumbuh-tumbuhan, telah menarik perhatian semua orang yang berfikir, tetapi pentingnya zat-asam-arang pada,umumnya belum disadari. Sambil lalu dapat dikatakan bahwa zat-asam-arang adalah gas yang dikenal orang dalam pembuatan air soda. Ini adalah semacam gas yang ketat lagi berat yang melekat dekat-dekat pada bumi. Pemisahannya menjadi zat-asam dan zat-arang hanya dapat dilakukan dengan susah payah. Kalau kita menyalakan api, maka kayu, yang terutama terdiri dari zat-asam, zat - arang dan zat - air, akan menjadi terurai disebabkan oleh pengaruh panas; zat - arang dengan kuatnya akan mengikat diri dengan zat-asam dan hasilnya ialah zat-asam-arang. Zat-air yang bebas sekarang bersenyawa dengan kekuatan yang sama dengan zat-asam dan kita dapatkan air ! Asap sebagian besar terdiri dari zat-arang yang tidak terikat. Kalau manusia mengambil nafas, maka yang dihirupnya ialah zat-asam, yang diterima oleh darah dan yang dibagi-bagikan ke seluruh tubuh. Maka makanan yang ada di dalam tiap-tiap sel terbakarlah oleh zat-asam ini secara perlahan-perlahan pada suhu derajat panas yang relatif rendah, tetapi hasilnya ialah zat-asam-arang dan uap-air. Jadi kalau seseorang, apabila dia mengambil nafas yang panjang, dikatakan mengeluh laksana tungku - api, ucapan itu memang mengandung kebenaran !
Zat - asam - arang lepas ke paru-parunya dan tak dapat dihirup, kecuali dalam jumlah yang sedikit. Adanya zat-asam-arang itu membuat paru-paru bekerja dan orang tadi akan menarik nafasnya yang berikut sambil mengeluarkan zat-asam-arang tadi ke udara. (lihat reaksi peletusan - pernapasan oksibiontis; Prof. Dr. J. Boeke.).
Jadi semua kehidupan-hewan menghirup zat-asam dan mengeluarkan zat asam arang. Selanjutnya zat-asam itu penting untuk hidup, disebabkan oleh pengaruhnya terhadap unsur-unsur lain yang ada dalam darah dan dalam tubuh, tanpa mana segala proses-proses hidup akan segera berhenti.
Di lain. fihak sebagaimana umumnya telah diketahui orang, hidup segala tumbuh-tumbuhan tergantung dari zat-asam-arang yang terdapat di udara dalam bilangan yang sedikit sekali, yang dihirupnya ,(kalau boleh dikatakan begitu). Jalan yang semudah-mudahnya -untuk menyatakan reaksi kimia fotosintetis yang muskil ini, ialah dengan mengumpamakan bahwa daun-daun pohon itu merupakan paru-parunya, dan apabila daun-daun ini berada di bawah sinar matahari mereka mempunyai kekuatan untuk menguraikan zat asam, arang yang gigih ini menjadi zat-arang dan zat-asam. Dengan lain perkataan, zat asam dilepaskan sedangkan zat-arang ditahan yang mengikat dirinya dengan zat-air dari air yang didatangkan dari akarnya. Secara kimia yang wajaib, maka dari unsur-unsur ini dibuatlah oleh a I a m gula, sellulose dan banyak lagi basil-basil kimia lainnya, buah-buah dan bunga. Tumbuh-tumbuhan itu mengurus makanannya sendiri dan menghasilkan cukup untuk keperluan makan tiap-tiap hewan yang ada di dunia ini. Di samping itu tumbuh-tumbuhan melepaskan zat-asam yang d i h i r u p oleh manusia, tanpa mana segala kehidupan akan menemui ajalnya dalam waktu lima menit.
Karna itu marilah kita menyatakan p e n g h o r m a t a n kita kepada tumbuh-tumbuhan itu. Jadi segala tumbuh-tumbuhan, hutan-hutan, padang-padang rumput, setiap bidang lumut dan segala sesuatu lainnya yang termasuk tumbuh-tumbuhan, menyusun struktrunya terutama dari zat-arang dan a i r.

Hewan-hewan melepaskan zat-asam-arang dan tumbuh-tumbuhan melepaskan zat-asam. Andaikata silih-berganti ini tidak terjadi, baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan akan menghabiskan segala zat-asam serta zat-asam¬arang yang ada, dan keseimbangannya menjadi kacau sama sekali, yang satu akan menjadi lemah atau mati, dan yang lain akan menyusul Pula. Belum lama berselang orang mengetahui, bahwa zat-asam-arang dalam jumlah yang keeil juga penting bagi hidup kebanyakan hewan, seperti juga halnya dengan tumbuh-tumbuhan yang memerlukan sedikit zat-asam.
Zat-air pun termasuk golongan zat yang dibutuhkan, sekalipun kita tidak menghirupnya. Tanpa zat-air, air takkan ada, sedangkan kadar air pada hewan dan tumbuh-tumbuhan menakjubkan tingginya adalah essensiil secara mutlak. Zat-asam, zat-air, zat-asam-arang dan zat-arang, secara sendiri-sendiri atau dalam bermacam-macam persenyawaan antara sesama mereka, merupakan unsur-unsur biologi yang pokok.
Mereka merupakan dasar dari kehidupan. Sungguhpun begitu, kemungkinannya tidak ada sebesar satu dalam sekian juta, bahwa mereka semuanya berada pada waktu yang bersamaan di planit yang sama dalam imbangan yang diperlukan bagi hidup. Ilmu Pengetahuan tak dapat mengemukakan keterangan-keterangan untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan ini, dan mengatakan bahwa ini adalah satu kebetulan saja, samalah artinya dengan menentang Ilmu - pasti ! Titik.
Demikian, uraian-uraian itu hendaknya menjadi gambaran serta. anggapan, dan sekaligus dapat menjawab apakah gunanya benda-benda tersebut yang dipantangkan oleh segolongan ahli - bathin, seakan-akan kalau kita membicarakan Ketuhanan dengan didasari suatu konfikurasi materi, langsung saja kita mendapat predikat materialisme ! Mungkinkah manusia hidup tanpa hawa, atau tanpa nafas yang sedang, atau tanpa air atau tanpa  keempat-empat unsur yang harus ada itu ? ! Aneh sekali, salah satu dari unsur tersebut kalau dicoba harus tiada" sama halnya tiada hidup ! Akhir pandangan saya untuk agar nanti kita sampai waktunya membicarakan yang pokok, saya menukil sekali lagi; tulisan Prof. A.C. Morisson perihal.

ASAL - USUL MANUSIA !


Mengenai asal-usul manusia terdapat beberapa pandangan Bagi kebanyakan orang yang mempunyai pandangan tertentu yang berlaku mutlak bagi diri mereka masing-masing, sesuatu penelaahan daripada masalah ini sangatlah mengganggu rasannya. Satu pendapat mengatakan bahwa manusia itu merupakan penjelmaan tingkat akhir daripada suatu proses evolusi yang dimulai dengan timbulnya hidup yang pertama di dunia kita ini. Inilah yang merupakan dasar daripada seluruh konsep evolusi. Pendapat lain mengatakan bahwa Tuhan yang Maha Bijaksana menanam benih hidup di dunia kita ini dan menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna bagaimana yang kita dapati sekarang.
Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa yang Maha Kuasa itu tidak statis dan telah menciptakan hidup dalam berbagai tingkat penjelmaanNYA yang terwujud dalam berbagai makhluq ciptaanNYA. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah hasil daripada suatu percampuran Yang taktersengaja antara beberapa unsur kimia, termasuk a i r. Dapat juga dikatakan bahwa Pencipta, kita anggap IA ada berusaha untuk menciptakan dari unsur-unsur asal daripada bumi sesuatu yang bernyawa dan akhirnya mempunyai otak yang cukup jauh perkembangannya untuk menerima. akal. Kiranya yang disebut Pencipta itu bermaksud agar supaya akal itu menguasai segala makhluq hidup lainnya dan juga berkuasa atas benda-benda yang tak bernyawa.
Pendapat atau pandangan mana juga pun yang kita ambil, teranglah bahwa manusia tidak mungkin merupakan manusia seperti keadaannya sekarang sejak mulai timbulnya hidup di dunia ini, tetapi merupakan hasil perkembangan yang kemudian dari pada itu.
Bagaimanapun juga ia baru muncul sebagai manusia seperti keadaannya sekarang setelah terbukti ketidak mampuannya bentuk-bentuk hidup atau makhluk yang lain untuk mengembangkan suatu alat (mekanisme) yang sepelik otak manusia.
Jika kita anggap bahwa perkembangan yang akhirnya menjelma menjadi manusia itu mulai pada waktu pertama-tama timbulnya hidup di bumi kita ini, maka, manusia itu boleh dikatakan telah ada di dunia ini 400 juta tahun lamanya atau lebih. Jika kita menerima teori yang kedua, maka manusia itu mungkin tercipta sesudah bentuk-bentuk hidup lainnya telah ada atau dapat juga ia tercipta sewaktu-waktu atas kehendak Pencipta.           
Jika kita menerima kemungkinan atau pendapat yang ketiga, maka tak dapatlah manusia itu tercipta kurang daripada sejuta tahun yang lalu.
Manusia seperti terdapat pada waktu sekarang menurut para Sarjana berdasarkan bukti-bukti yang ada, sudah ada di dunia seIama sejuta tahun. Jangka waktu ini menurut ilmu Pengetahuan pada waktu ini merupakan suatu minimum. Perkembangan manusia sebelum itu sampai-sampai pada bentuknya yang sekarang ini, bagaimanapun bentuk asalnya terletak jauh di zaman purbakala yang tak terhitung oleh manusia tuanya.
Di dalam American Museum of Natural History di New York terdapat fosil daripada kuda berjari - kaki tiga, seekor binatang yang tak salah lagi dapat lari dengan amat kencang. Binatang ini tak salah lagi memang seekor kuda, tetapi perkembangan sampai pada, bentuknya yang sekarang berupa seekor binatang yang berlari di atas apa yang kita sebutkan telapak - kuda yang merupakan perwujudan dari satu-jari kaki, memakan waktu yang berjuta-juta tahun lamanya. Lalu dengan berpedoman pada hal ini hitunglah berapa lamanya w a k t u yang telah dibutuhkan manusia untuk memperkembangkan tangan, mata dan otaknya, dan dengan demikian menjadi seekor binatang yang tak karuan yang kemudian bertambah sempurna sampai ia mencapai keadaannya seperti sekarang.
Marilah sekarang meninjau berbagai kesukaran yang telah dialami makhluq kecil yang tak berdaya ini. la memang gesit tetapi selalu terancam bahaya yang datang dari setiap ekor binatang yang makan daging, setiap ekor reptil berbisa dan setiap organisme yang mendatangkan penyakit-penyakit. la harus menjaga dan menolong anak-anaknya selama yang tersebut belakangan ini dalam keadaan tak berdaya semasa kanak-kanaknya. Anak-anak manusia terlahir dalam keadaan tak berdaya dan berturut datangnya yang satu menyusul yang lain. Dengan demikian maka beberapa orang bayi mungkin tergantung pada penyusuan dan penjagaan yang terus-menerus pada waktu yang bersamaan. Melihat kenyataan ini maka dapat bertahannya manusia dari abad ke abad lebih-lebih lagi menakjubkan. la mampu bertahan selama Zaman Es dan lain-lain kejadian alam yang mengancam kehidupannya. Demikian pun keadaannya dengan segala binatang lain. Adalah suatu yang menandakan kebesaran Tuhan bahwa makhluq-makhluq ini mampu bertahan dalam keadaan-keadaan yang serba sukar itu. Sebaliknva ada pula makhluq-makhluq lain yang tak terhingga, macamnya, yang tak mampu mempertahankan dirinya setelah lahir dimuka bumi kita ini dan sekarang telah musnah. Tulang belulang binatang dinosourus hanya merupakan salah satu bukti bahwa dimasa yang silam terdapat binatang-binatang yang aneh yang tak dapat bertahan dan menghilang untuk selama-lamanya.
Ahli-ahli archeoIogi. dalam menggambarkan perkembangan manusia, menganggap besar-keciInya otak pada kepala, sebagai ukuran dalam menilai kemajuan pertumbuhannya.
Timbul suatu pertanyaan : Apakah dimasa yang akan datang akan timbul semacam manusia ,sempurna" yang akan berkembang biak dengan mempertahankan sifat-sifat kesempurnaannya? dan selanjutnya mendesak kita sebagai manusia biasa dari permukaan bumi.
Perkembangan tubuh manusia telah mencapai suatu tingkat yang cukup maju dan agaknya tak mungkin lagi terjadi perkembangan-perkembangan baru yang Akan mengakibatkan terbentuknya susunan tubuh yang baru.